Manfaat jahe adalah untuk dijadikan sebagai bumbu masakan dan memberi khasiat bagi pengobatan tradisional. Tidak hanya di Indonesia, tanaman dengan batang berdaun dan bunga berwarna hijau kekuningan ini juga populer digunakan di Cina, Jepang, India, dan beberapa negara bagian Amerika Serikat dan Afrika. Namun, akar atau rimpang jahe adalah bagian yang digunakan sebagai bumbu atau obat penyembuh.
Jahe (Zingiber officinale) yang termasuk dalam famili Zingiberaceae pertama kali dibudidayakan di Asia (Indonesia dan Malaysia). Untuk mendapatkannya, akar atau rimpang akan dipanen dengan cara menarik seluruh tanaman keluar dari tanah, lalu bagian daunnya dibuang dan dibersihkan pula akarnya. Bagian rimpang jahe yang populer digunakan sebagai pengobatan oleh masyarakat Indonesia adalah rimpang jahe merah.
Mengenal Perbedaan Khasiat Jahe Merah Dibandingkan Jenis Jahe Lainnya. Tergantung pada varietasnya, bagian akar atau rimpang tersebut bisa berwarna kuning, merah, atau putih. Z.officinale terbagi atas tiga varietas berdasarkan ukuran, warna rimpang, dan kandungan kimianya yaitu Z. officinale var. officinale (jahe putih besar atau jahe raksasa, badak atau gajah), Z. officinale var. amarum (jahe putih kecil, emprit), dan Z. officinale var. rubrum (jahe merah kecil, merah, atau beureum).
Ketiga varietas ini sebagian dapat ditangguhkan dari kandungan minyak atsirinya dan digunakan untuk tujuan yang berbeda. Minyak atsiri yang terkandung dalam Z. officinale var. rubrum lebih tinggi dari jenis jahe lainnya, yang membuat aroma dan rasanya lebih kuat. Karena itulah, jahe berwarna merah lebih sering digunakan sebagai salah satu suplemen herbal yang paling umum digunakan untuk berbagai jenis pengobatan.
Ada banyak penelitian yang mengkonfirmasi efek menguntungkan dari jahe merah terhadap gejala penyakit, yaitu antiinflamasi, antioksidan, antiemetik, antibakteri dan antidiabetik. Efek samping dari Z.officinale var. rubrum (jahe merah) dianggap sebagai obat herbal yang aman dengan efek samping minimal dan tidak signifikan.
Untuk mendapatkan manfaat jahe, konsumsinya dapat dimakan segar, dikeringkan dan disimpan sebagai bumbu, atau dibuat menjadi bahan dasar obat. Rimpah jahe bisa dibuat ekstrak dan diolah menjadi tablet, kapsul, dan ekstrak cair. Ada sekitar 2% minyak esensial pada bagian akar yang digunakan dalam industri kosmetik sebagai wewangian dalam sabun dan produk kecantikan. Namun, manfaat jahe merah sebagai pengobatan tradisional dapat mengatasi masalah kesehatan sebagai berikut:
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi bubuk jahe 500-2000 mg selama 3-4 hari pertama siklus menstruasi dapat mengurangi rasa sakit. Konsumsi air jahe juga bisa dilakukan dengan merebus jahe yang digeprek dari bahan-bahan di dapur rumah Anda. Jahe merah bisa diberikan selama kurang lebih 3 hari di awal periode menstruasi atau saat nyeri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrak jahe tampaknya berhasil serta beberapa obat penghilang rasa sakit. Efek pengobatan tradisional dari jahe memiliki sifat yang setara dengan penggunaan ibuprofen, asam mefenamat, atau Novafen. Jahe merah juga bisa ditambahkan bersamaan dengan obat-obatan seperti asam mefenamat.
Sebagian besar penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa mengonsumsi jahe secara oral dapat mengurangi rasa sakit pada beberapa orang dengan osteoartritis. Fungsi konsumsi jahe merah memiliki efek yang sama baiknya dengan ibuprofen 400 mg setiap hari untuk mengobati masalah nyeri pada osteoartritis pinggul dan lutut.
Namun, beberapa orang juga menggunakan jahe merah untuk diambil sarinya dan dioleskan sebagai minyak. Biasanya jahe merah diparut agar Anda bisa memisahkan jahe dengan ekstrak cairannya. Meski begitu, mengoleskan gel atau minyak jahe ke bagian lutut tidak memperbaiki rasa sakit pada orang dengan osteoartritis.
Mengambil rimpang jahe merah secara oral juga tampaknya mampu mengurangi mual dan muntah pada beberapa orang selama masa kehamilan. Namun, minum ramuan tanaman herbal atau obat apa pun selama kehamilan memerlukan pertimbangan besar.
Sebelum mengonsumsi jahe, pastikan untuk mendiskusikan kemungkinan risiko dengan dokter kandungan. Pada beberapa situasi, sensasi hangat yang kuat dari jahe merah mungkin juga sensitif untuk seseorang yang memiliki masalah pencernaan.
Sebagian besar penelitian pada kehamilan menunjukkan bahwa jahe dapat digunakan dengan aman untuk mengatasi morning sickness tanpa membahayakan bayi. Namun, jahe mungkin juga memberi efek samping ringan seperti mulas, diare, bersendawa, dan ketidaknyamanan pada perut. Agar dapat menghindari kesalahan identifikasi gejala kelahiran, ibu hamil tidak disarankan mengonsumsi jahe jelang Hari Perkiraan Lahir (HPL).
Para peneliti juga meyakini bahwa kandungan senyawa kimia dari rimpang jahe bekerja pada bagian perut dan usus. Kandungan jahe merah yang kuat juga dapat bekerja untuk merangsang otak dan sistem saraf untuk mengendalikan mual. Meskipun sifat jahe merah untuk pengobatan tradisional telah diketahui, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait khasiat jahe merah.
Ekstrak jahe juga terbukti dapat membantu mengurangi pilek sebaik penggunaan obat pada orang yang mengalami demam. Namun, hal ini baru dibuktikan melalui penelitian tahap awal. Langkah ini mungkin bisa dilakukan sebagai alternatif dengan tetap memperhatikan adanya efek samping bagi tubuh.
Jahe tampaknya juga mampu menurunkan gula darah pada beberapa penderita diabetes. Meski masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut, dibutuhkan konsumsi jahe dengan dosis minimal 3 gram untuk menurunkan kadar gula darah. Air rebusan jahe perlu diminum setidaknya 3 bulan untuk melihat khasiatnya. Hal ini mungkin juga membantu pada penderita diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional).
Tingginya kadar kolesterol atau lemak lain dalam darah disebut sebagai salah satu kondisi hiperlipidemia. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 1 gram jahe tiga kali sehari selama 45 hari dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol pada orang dengan kolesterol tinggi. Hal ini juga dapat meminimalisasi risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain itu, minum teh hitam dengan campuran air rebusan jahe dapat menurunkan tekanan darah. Meskipun penurunannya tidak signifikan, penggunaan tanaman herbal ini pernah memberikan hasil yang cukup aman bagi para penderita diabetes dan tekanan darah tinggi.
Mengonsumsi jahe dengan campuran herbal aromatik feverfew juga dinilai dapat mengurangi durasi dan intensitas nyeri saat seseorang mengalami migrain. Meski penelitian belum menunjukkan hasil yang jelas, tapi konsumsi jahe dengan campuran ekstrak herbal lain dapat membantu menghilangkan nyeri.
Gejala vertigo biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit. Kadang-kadang berlangsung selama berjam-jam atau berminggu-minggu pada kasus yang parah. Minum teh jahe dua kali sehari dipercaya dapat membantu mengatasi pusing, mual, dan gejala vertigo lainnya. Namun, khasiat jahe tidak dapat memperbaiki gejala yang terkait dengan masalah penglihatan.
Jahe merah juga dapat digunakan sebagai obat alami lain untuk gangguan pencernaan yang disebabkan oleh asam lambung. Terlalu sedikit asam lambung menyebabkan gangguan pencernaan, sementara terlalu banyak asam lambung memiliki efek yang sama. Minum secangkir air rebusan jahe sesuai kebutuhan dapat membantu menenangkan perut dan menghilangkan gangguan pencernaan.
Selain digunakan dengan berbagai khasiat pengobatan, jahe juga memiliki efek pengawet alami karena aktivitas antimikrobanya. Jahe dapat berperan sebagai pengawet makanan dan membunuh bakteri salmonella. Secara umum, khasiat dan manfaat jahe terbukti baik untuk membantu memulihkan berbagai penyakit dan gejala kesehatan, terutama jahe merah yang memiliki konsentrasi paling kuat dibandingkan varian jahe lainnya.